Pages

Kamis, 07 Juli 2011

Mutiara Hadist

Dari Abdullah bin Abbas r.a. berkata: Rasululloh SAW bersabda, "Sesungguhnya Alloh mencatat segala hasanat (kebaikan) dan sayyiat (kejahatan) kemudian menjelaskan keduanya maka barangsiapa yang berniat akan melakukan kebaikan lalu dikerjakannya maka akan dicatat untuknya sepuluh hasanat mungkin ditambah hingga tujuh ratus kali lipat atau lebih dari itu.

Dan apabila ia berniat akan melakukan sayyiat (kejahatan) lalu tidak dikerjakannya maka Alloh mencatat baginya satu hasanat (kebaikan) dan jika niat itu dilaksanakannya maka ditulis baginya satu sayyiat (kejahatan)."
(Bukhari - Muslim).

Rabu, 06 Juli 2011

JODOH - PERJODOHAN

JODOH, hanya Alloh SWT yang tau urusan yg satu ini, dan mungkin caranya pun beragam, ga sedikit orng merasa senang dengan perjodohan yg dilakukan org tua atau siapapun yAng menjodohkannya, dan ga semua senang juga akan perjodohan, banyak dari mreka yang merasa terpaksa, tertipu, atau mungkin merasa tertekan dan harus mengorbankan haknya untuk kebahagiaan org lain. mungkin sperti itu gambaran akan perjodohan, intinya yang saya rasa perjodohan yang baik adalah perjodohan yang dilakukan atas persetujuan dari orang yang akan d jodohkannya itu, dengan saling menghargai perasaan dan hak orang lain, jangan hanya karna tradisi, atau karna perjanjian, anak atau orang lain mnjadi korban perjodohan. semua harus d pertimbangkan agar tidak ada yang di rugikan atau pun merasa d rampas hak-haknya dalam menentukan jodohnya sendiri, karna Alloh sangan Bijaksana dalam Memberikan kputusan kpada hambanya. Jadi manusiapun harus seperti itu.
tapi Semua kembali kpada keputusan Alloh SWT karna manusia ga ada yang bisa jamin kebahagiaan dari jodoh(pasangan yg di pilih sendiri) atau pun perjodohan yang dia lakukan. Semua Jawaban itu ada d Dalam Al-Qur'an dan d dalam diri Setiap Muslim yang beriman. karna dengan Iman dan Keimanan yang kuat kita bisa menjalani hidup d dunia ini dengan penuh keikhlasan.

wallohu'alam :)

Senin, 04 Juli 2011

Cara Mengalahkan Dorongan nafsu dan Dosa

Manusia baru dapat terhindar dari penyakit dosa dan kejahatan-kejahatan tatkala ia meyakini bahwa dosa dan kejahatan itu lebih berbahaya dan lebih memudhoratkan dari seorang pencuri, ular atau binatang buas lainnya dsb. Dan tatkala keperkasaan, keagungan serta wibawa Allah setiap saat menjadi pertimbangannya.

Dalam keseharian kita, terlihat nyata bahwa manusia dapat meninggalkan keinginan, kemauan, dan kehendak-kehendak hatinya. Misalnya seorang yang sakit diabetes, dokter benar-benar melarangnya dari memakan makanan yang manis. Maka orang itu, demi nyawanya, menyentuh makanan-makanan manis pun dia tidak mau. Jadi demikian pula halnya keinginan rohani dan dorongan nafsu. Jika keagungan dan keperkasaan Allah ta'ala telah tertanam di dalam kalbunya dengan benar, maka sikap tidak mentaati Allah akan dia rasakan lebih buruk dari memakan api dan lebih buruk dari maut.

Sekian banyak manusia mengetahui kekuasaan dan wibawa Allah ta'ala, dan sekian banyak dia meyakini bahwa mengingkari-Nya merupakan suatu hukuman yang berat, maka sebanyak itu pulalah akan menjauhi dosa, kemungkaran dan menjauhi sikap melawan hukum. Lihat sebagian orang mengalami "kematian" sebelum maut datang. Apa yang dialami oleh para akhyaar, abdaal, dan quthub, apa yang terdapat pada diri mereka? Jawabannya adalah keyakinan itu tadi. Pengetahuan yang penuh yakin serta qath'i, secara pasti dan secara fitra memaksa seseorang untuk suatu hal tertentu. Persangkaan mengenai Allah ta'ala tidaklah dapat mencukupi. Keraguan tidak tidak dapt memberi manfaat. Pengaruh telah ditanamkan hanya di dalam keyakinan. Pengetahuan yang penuh keyakinan mengenai sifat-sifat Allah ta'ala, justru lebih banyak memberikan pengaruh dibandingkan pengaruh yang ditimbulkan oleh halilintar yang sangat menakutkan. Akibat pengaruh itulah orang-orang menundukkan kepala dan membungkuk.

Jadi seberapa banyak keyakinan yang dimiliki seseorang, sebanyak itu pulalah dia akan menghindari dosa.