Pages

Rabu, 29 Mei 2013

DALIL MEMBACA TAHLIL UNTUK DIRI SENDIRI DAN UNTUK DIKIRIMKAN / DISEDEKAHKAN KEPADA ORANG YANG TELAH MENINGGAL DUNIA ( TAHLILAN )

Riwayat dari Abdullah bin amru, bahwa ada laki2 yang bertanya kepada Rasul saw: Bagaimana menjadi muslim yang baik?
Rasul saw menjawab: Berikan makan kepada orang lain, ucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal
( HR. Imam Bukhari no.12 )

Riwayat dari Aisyah ra. Bahwa seorang laki2 mendatangi Nabi saw lalu bertanya: Ya Rasulullah Sungguh ibuku telah meninggal secara mendadak tanpa berwasiat. Aku kira seandainya dia masih sempat berbicara tentu dia bersedekah. Apakah dia mendapat pahala kalau aku bersedekah atas nama dia?
Rasulullah saw menjawab: Ya
( HR. Imam Bukhari no.1388 )

Beliau bersabda: “Orang yang terbaik dari kalian adalah orang yang berakhlak baik”
( HR. Imam Bukhari no. 3559)

Riwayat dari jabir bin Abdullah, dia berkata bahwa Rasul saw bersabda: Setiap perbuatan baik adalah sedekah
( HR. Imam Bukhari no. 6021)

Riwayat dari Itban Bin Malik Al Anshary ra. Dia berkata: Rasulullah saw pernah bersabda: seseorang yang mengucapkan LAA ILAAHA ILLALLAAH semata2 untuk mencari ridha ALLAH tidak akan mendapat balasan yang pantas pada hari kiamat kecuali ALLAH akan menghindarkannya dari api neraka
( HR. Imam Bukhari no.6423 )

Riwayat dari Abu Dzaar ra, dari Nabi saw, bahwa beliau bersabda: Setiap ruas2 jari seseorang ada kapasitas untuk bersedekah. Setiap TASBIH adalah sedekah, setiap TAHMID adalah sedekah, setiap TAHLIL adalah sedekah, setiap TAKBIR adalah sedekah, memerintahkan kebaikan adalah sedekah dan mencegah kemungkaran adalah sedekah, namun 2 rakaat sholat dhuha yang dilakukan oleh seseorang menyamai semua itu
( HR. Imam Muslim no.364 )

Riwayat dari Abu Said Al Khudri ra: Ia berkata: Rasulullah saw telah bersabda: Ajarilah / tuntunlah orang2 yang hampir mati dengan bacaan LAA ILAAHA ILALLAAH
( HR. Imam Muslim no.453 )

Riwayat dari Abu Hurairah ra. Bahwa Rasulullah saw pernah bersabda: Apabila seseorang mati, maka putuslah amalnya kecuali 3 yaitu: sedekah, ilmu yang diambil manfaatnya, dan anak saleh yang mendoakannya
( HR. Imam Muslim no.1001 )

Ibnu Abbas ra berkata:
“Apabila datang hari iid, hari jumat pertama dari bulan rajab, malam nisfu syaban, lailatul qadar dan malam jumat keluarlah ruh2 orangmati dari kubur mereka dan berhenti di pintu2 rumah mereka dan berkata:
Kasihanilah kami pada malam yang yang penuh berkah ini dengan bersedekah atau memberi makan
Karena kami sangat membutuhkan ( pahala itu )
Apabila kalian kikir untuk itu dan tak mampu memberikannya maka ingatlah kami dengan membaca al fatihah pada malam yang ppenuh berkah ini
Adakah orang yang mengaasihiku? Adakah orang yang mengingat pengembaraanku?
Wahai penghuni rumahku, wahai orang yang menikahi istriku, wahai orang yang menempati gedung2ku, kami sekarang dalam kesempitan kubur
Wahai orang yang membagi harta bendaku, wahai orang yang menghina anak yatimku, adakah diantara kalian yang mengingat pengembaraan kami ini
Kitab2 amalaku telah tertutup, sedangkan kitab amal2 kalian masih terbuka
Tidak ada bagi mayat dalam kubur secarik kainpun maka janganlah kalian lupakan kami dengan bersedekah sesuap makanan dan doa2 kalian, karena kami membutuhkan selama2nya”

Apabila si mayat tersebut menemui shodaqoh dan doa maka kembalilah mereka dengan riang gembira
Dan apabila tidak maka kembalilah dia dengan penuh kesedihan peyesalan dan keputusasaan lantaran mereka
( Daqooiqul akhbar, Al Imam Abdur Rohim Bin Ahmad Qodhi )

Ket:
- Para Masyayikh al-’Arifun Billah min Saadaatinaa wa Habaa-ibinaa al-Haadiin al-Muhtadiin RA telah menjelaskan dan mengamalkan DZIKIR FIDA’ guna menebus, membebaskan, melepaskan, menyelamatkan dan mengamankan diri mereka, lebih-lebih keluarga mereka dari siksa api neraka.

- Penebusan diri dari api neraka itu telah ada sejak zaman Baginda Habibillah Rasulillah Muhammad SAW, metode yang secara khusus diamalkan oleh para Masyayikh al-’Arifun Billah min Saadaatinaa wa Habaa-ibinaa al-Haadiin al-Muhtadiin RA yang telah masyhur dengan istilah DZIKIR FIDA’, terbagi menjadi 2 metode:
1. ‘Ataqot al-Shughra, yaitu membaca “Subhanallah wa Bihamdih” sebanyak 1.000 x dan “Laa ilaaHha illallaHh ” sebanyak 70.000 x, sebagai tebusan dirinya atau keluarganya dari siksa api neraka.
2. ‘Ataqot al-Kubra, yaitu membaca surat al-Ikhlas sebanyak 100.000 x, sebagai tebusan dirinya atau keluarganya dari siksa api neraka.

- Syaikh Nawawi RA / Syaikh Muhammad Nawawi bin ‘Amr al-Jawi RA berkata: “Bacaan Laailaha Illallah sebanyak ini 70.000x disebut ataqat al-sughra (pembebasan kecil), sebagaimana halnya surat al-Ikhlash ketika dibaca sampai 100.000 kali disebut ataqat al-kubra (pembebasan besar), walaupun hal itu dilakukan pada jarak beberapa tahun, karena tidak disyaratkan untuk berturut-turut.

- Syeikh Abu al-Abbas Ahmad al-Qasthalani RA berkata: “Aku mendengar Syaikh Abu Abdillah al-Qarsyi berkata: “Aku mendengar Abu Yazid al-Qurthubi RA berkata dalam sebagian atsar: “Barang siapa yang mengucapkan Laailaha Illallah 70.000 x, maka hal itu menjadi tebusannya dari api neraka.

Maka aku mengamalkan hal itu karena mengharap berkah janji itu. Lalu aku mengerjakannya dan sebagiannya kupersembahkan untuk keluargaku. Aku mengerjakan beberapa amal untuk simpanan diriku sendiri (di hari kiamat).

Pada waktu itu ada seorang pemuda yang bermalam bersama kami, pemuda itu dianugerahi ilmu kasyaf, mampu melihat surga dan neraka. Para jamaah memang menilai pemuda itu sebagai orang yang mempunyai keutamaan walaupun usianya masih muda.

Di dalam hatiku terbesit sesuatu tentang pemuda itu. Kemudian sebagian ikhwan sepakat untuk mengundang dan mengajak kami ke rumah pemuda itu.

Kami menyantap makanan dan pemuda itu bersama kami. Tiba-tiba pemuda itu berteriak yang menimbulkan asumsi tidak baik. Pemuda itu berkata: “Wahai paman, ini adalah ibuku sekarang berada di neraka.”

Pemuda itu berteriak dengan teriakan yang sangat keras. Siapapun yang mendengarnya pasti akan mengerti kalau pemuda itu tertimpa masalah yang sangat besar.

Setelah aku melihat kepanikan dan kesedihannya, maka aku berkata: “Hari ini aku akan mencoba untuk bersedekah kepadanya. Lalu Allah SWT memberi ilham kepadaku untuk membacakan Lailaaha Illallah sebanyak 70.000 kali dan hanya Allah sajalah yang mengetahui hal itu.

Aku berkata dalam hatiku: “Atsar ini pasti benar dan orang-orang yang meriwayatkan kepadaku adalah orang-orang yang jujur. Ya Allah, Laailaha Illallah sebanyak 70.000 ini adalah sebagai tebusan bagi ibu pemuda ini.”

Belum selesai hatiku berkata seperti itu, tiba-tiba pemuda itu berkata: “Wahai paman, ibuku ini telah dikeluarkan dari neraka.”

Segala puji bagi Allah. Dengan peristiwa itu aku memperoleh 2 faidah. Pertama, menguji kebenaran atsar. Kedua, dapat menyelamatkan pemuda itu dan mengetahui kejujurannya.”

- Ada salah satu Ponpes Tasawuf Tarekat Qadiriyah wan Naqsyabaniyah yang menjalankan dzikir fida' tersebut pada bulan ramadhan secara bersama2 setelah sholat tarawih. Di hari biasa mereka mengerjakannya sendiri2 di tempatnya masing2
 
Sumber : http://kumpulankutipan.blogspot.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar